Selasa, 23 Februari 2010

SURVEI SOSIAL MASYARAKAT PRA


SURVEI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PRA

Hutan Mangrove
Metode Praktik
Hutan mangrove yang masih tersisa di Pulau Sembilan termasuk dalam hutan sekunder. Hutan yang masih tersisa tidak termasuk dalam kawasan hutan negara, melainkan lahan milik masyarakat.
Adapun praktek ini dilaksanakan pada hari selasa, 16 Juni 2009 yang bertempat di Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Ini merupakan suatu kegiatan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan pada tahun 2009.
Adapun metode praktik yang digunakan dalam pengamatan sosial ekonomi mayarakat Hutan Pegunungan adalah metode pendekatan dan mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan dan oleh masyarakat serta berinteraksi dengan masyarakat secara langsung.

Hasil
Hasil wawancara yang dilakukan dengan masyarakat Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara adalah :
I.Nama : Arpan Nainggolan
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : Nelayan
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Batak
Jumlah anak : -
Pekerjaan sampingan : -
Pendapatan : Rp. 10.000 – Rp. 15.000 per hari
Pengeluaran : Rp. 10.000 – Rp. 15.000 per hari
Orang tua Arpan merupakan salah satu keturunan masyarakat yang terlebih dahulu menetap di daerah Pulau Sembilan sejak dulu. Menurutnya pembalakan yang ia lakukan hanyalah untuk mencukupi kehidupan keluarganya dan tidak bertujuan untuk komersial apalagi dalam rangka perusakan hutan. Daerah Dusun IV yang ia tinggali merupakan suatu kawasan yang berpotensi untuk dijadikan tempat pariwisata. Tanaman yang sering dibudidayakan oleh masyarakat di daerah Pulau Sembilan adalah tanaman padi (Oryza sativa). Di daerah pulau sembilan ini terdapar pusat kesehatan yang cukup memadai.

II.Nama : Rotiah
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Mandailing
Jumlah anak : 3 anak (3 Laki-laki)
Pekerjaan sampingan : -
Pendapatan : Rp. 10.000 – Rp. 15.000 per hari
Pengeluaran : Rp. 10.000 – Rp. 15.000 per hari
Menurut ibu Rotiah kondisi pulau ini adalah pulau yang dikelilingi oleh hutan mangrove, dimana pada saat sekarang ini sudah mengalami kerusakan yang parah. Pembukaan hutan mangrove menjadi lahan yang diusahakan oleh masyarakat hendaknya harus memiliki izin dari pemerintahan setempat. Hasil-hasil usaha masyarakat melalui jasa hutan mangrove hanya untuk dimanfaatkan oleh masyarakat di daerah Pulau Sembilan saja dan jarang untuk dibawa keluar pulau. Untuk tingkat pendidikan di Pulau Sembilan ini cukup memperhatinkan, hal ini disebabkan di daerah ini hanya terdapat tingkat pendidikan sekolah dasar, sehingga apabila ingin melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi harus melanjutkannya di luar pulau ini. Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat di daerah Pulau Sembilan ini adalah tamatan Sekolah Dasar. Di daerah Pulau Sembilan ini untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat kurang mampu sangat diberi kemudahan.
III.Nama : Rubiah
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Batak
Jumlah anak : 3 Orang (3 Perempuan)
Pekerjaan sampingan : -
Pendapatan : Rp. 300.000 – Rp. 400.000 per hari
Pengeluaran : Rp. 1.500.000 per Bulan
Ibu Rubiah ini merupakan warga pendatang dari daerah Indrapura yang menjadi daerah asal orangtuanya. Menurutnya, hutan mangrove yang ada di sekitar pulau Sembilan ini banyak mengalami kerusakan akibat pertambakan-pertambakan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, sehingga pemberian izin oleh pemerintah mengenai pertambakan harus memiliki kriteria yang lebih ketat lagi. Adapun jenis-jenis binatang yang sering diusahakan oleh masyarakat untuk dilakukan pertambakan ialah ikan mujair dan kepiting. Daerah Tanjung Apek merupakan salah satu daerah yang telah menjadi kawasan wisata bagi masyarakat sekitar. Untuk permasalahan kesehatan, harus ditambahnya tenaga medis agar pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukan lebih baik.

IV.Nama : Nazarudin
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Banjar
Jumlah anak : 2 Orang (2 Laki-laki)
Pekerjaan sampingan : Nelayan
Pendapatan : Rp. 1.000.000 per bulan
Pengeluaran : Rp. 1.000.000 per bulan
Menurut Bapak Nazarudin dalam kurun waktu dua tahun belakangan ini, tidak ada kegiatan penghijauan yang dilakukan secara maksimal. Menurutnya jumlah kepala keluarga disini adalah 500 kepala keluarga. Hutan yang berada di daerah Pulau Sembilan ini termasuk hutan sekunder, hal ini disebabkan hutan ini telah banyak mengalami gangguan-gangguan dari masyarakat sekitar. Masyarakat memanfaatkan hutan ini sebagai kayu bakar dan tiang rumah. Jenis-jenis satwa yang ada di daerah hutan Pulau Sembilan ini adalah bangau, ular tudung api, ular bakau dan berbagai satwa lainnya. Untuk kegiatan pertanian di daerah Pulau Sembiloan sedikit terhambat, hal ini dikarenakan kurang tersedianya suplai pupuk. Tanaman pertanian yang diusahakan oleh masyarakat adalah tanaman padi. Rumah sakit di Pulau Sembilan ini belum ada namun untuk poliklinik telah dibangun dan penanganan pihak poliklinik sudah dikatakan bagus.
V.Nama : Musak
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Melayu Deli
Jumlah anak : 2 Orang (1 Laki-laki dan 1 Perempuan)
Pekerjaan sampingan : Berladang
Pendapatan : Rp. 800.000 per bulan
Pengeluaran : Rp. 800.000 per bulan
Bapak Musak berpendapat bahwa masyarakat di sekitar hutan mangrove ini tidak dapat menjaga kawasan tersebut dari perambahan liar, hal ini dibuktikan dengan banyaknya terjadi pencurian kayu oleh pihak luar pulau di daerah Sungai Diur. Pertambakn yang dilakukan oleh masyarakat juga menjadi salah satu masalah yang harus diselesaikan, pertambakan ini dapat menyebabkan pembukan areal hutan mangrove akan semakin meluas. Penduduk di daerah Pulau Sembilan ini didomonasi oleh suku Melayu Deli. Masyarakat di pulau ini umumnya memiliki pekerjaan sebagai petani dan nelayan. Untuk hukum yang berlaku mengenai tindakan perambahan hutan yang terjadi adalah hukum pemerintah, dan tidak ada hukum adat yang mengtur mengenai tindakan perambahan hutan.

Pembahasan
Sebagian besar masyarakat di Desa Pulau Sembilan mata pencahariannya adalah Nelayan dan hasil tambak, sehingga mereka menganggap bahwa tidak ada yang dapat dimanfaatkan dari hutan mangrove selain sebagai kayu bakar. Masyarakat yang tinggal di Desa ini, sebagiannya mengambil kayu bakar dari hutan untuk keperluan energi rumah tangga sehari-hari. Pengumpulan kayu bakar dilakukan oleh Ayah dan Ibu atau anak-anak. Hasil wawancara menunjukkan bahwa hanya sebagian masyarakat saja yang dapat menikmati manfaat hutan mangrove terutama yang memiliki lahan di daerah hutan mangrove tersebut.
Banyak dari masyarakat yang kurang mengerti tentang arti penting hutan mangrove, walaupun ia sudah tinggal cukup lama di desa tersebut. Sebagian dari masyarakat ada yang memberikan komentar tentang keadaan hutan mangrove yang cukup memprihatinkan karena kurangnya perawatan dan adanya pencuri-pencuri kayu bakau dari hutan mangrove yang mengakibatkan mulai gundulnya hutan mangrove tersebut.
Sebelumnya ada program penghijauan yang dilakukan oleh pemerintah namun karena kondisi ekonomi masyarakat yang lemah, maka program ini tidak berjalan dengan semestinya. Sebelumnya juga penanaman bibit yang dilakukan di hutan mangrove kini hanya tinggal 30-40% saja yang tersisa. Ada beberapa warga yang mengaku bahwa perambahan hutan mangrove dilakukan oleh orang yang penting di desa tersebut. Tidak hanya itu, ada juga warga yang mengaku bahwa ia mengambil kayu tersebut kemudian dijual keluar sebagai tambahan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya selain dari mata pencahariannya yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Melalui kegiatan penyuluhan ini, diharapkan masyarakat lebih mengerti dan dapat memahami fungsi dan peranan hutan mangrove sesungguhnya, baik secara ekologis maupun secara ekonomi sehingga masyarakat mempunyai keinginan untuk ikut berperan dalam menjaga kelestarian hutan mangrove.

Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari kegiatan survey social ekonomi masyarakat di daerah sekitar hutan mangrove adalah :

  1. Masyarakat yang berada di sekitar hutan mangrove pada Pulau Sembilan umumnya memiliki pekerjaan sebagai nelayan dan petani.

  2. Tingkat pengajaran terhadap masyarakat di daerah Pulau Sembilan hanyalah sampai tingkat pendidikan Sekolah Dasar.

  3. Pulau Sembilan adalah sebuah pulau yang dikelilingi oleh hutan mangrove.

  4. Tindakan pertambakan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar sangat dikhawatirkan dapat mempersempit luasan hutan mangrove yang ada pada Pulau Sembilan.

  5. Tingkat kesehatan masyarakat di daerah Pulau Sembilan dapat dikatakan sudah sangat baik, hal ini ditunjukkan oleh perhatian pihak tenaga medis yang begitu besar kepada masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar