Rabu, 24 Februari 2010

DAFTAR PEKERJAAN TANAH


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanah galian akan dipakai dalam alur seluruh perjalanan pekerjaan tanah, alur galian ini dibuat jika jalan badan tanah cukup kuat atau tidak lagi menyusut atau berubah bentuk. Sebelum lapisan dasar dimulai, alur galian lebih dahulu digali, didalamnya tidak perlu digali penuh tetapi kira-kira setengah dari yang diperlukan. Tanah dan galian korekan dapat digunakan untuk meratakan bagian yang tidak merata. Setelah pekerjaan selesai, maka letak penggeseran harus sama tinggi dengan ketingian yang telah ditetapkan. Keadaan normal tanah menentukan pekerjaan tanah di lapangan, seperti:

  1. Tidak tergenang air atas dan air bawah

  2. Hampir tidak ada beban atas

  3. Tanah tidak diturunkan

  4. Tidak terjadi getaran kuat

  5. Sifat-sifat tanah tidak menurun selama terbentuk galian
Tiap seksi adalah daerah yang dibatasi oleh permukaan asli dan permukaan yang sudah teratur dan terakhir ditentukan oleh lorong sampling bahu bawah, jalur penengah dan selokan-selokan, drainase untuk kemudahan-kemudahan perhitungan dan pekerjaan lapangan, penampang melintang biasanya diambil tiap petak stasiun penuh. Dari penampang melintang ditemukan luas galian dan timbunan yang akan dibuat pada jalan. Hampir dalam semua situasi permukaan tanah asli harus dibuang, bahkan untuk keadaan dimana permukaan akan ditingkatkan. Pada daerah timbunan tinggi, permukaan tanah asli biasanya tidak dibuang sebelum peningkatan permukaan tanah. Jika kurang dari dua meter, dan permukaan tanah asli tidak dibuang sebelum peningkatan permukaan tanah, akan banyak bahanya tumbuhnya tumbuhan pengganggu perusak jalan permukaan. Selain itu terdapat pula risikopembususkan dan lapisan tanah dasarnya, menjadi tidak stabil dikarenakan kadar humus tanah. Ketika permukaan tanah asli dilepas, tanah tersebut harus dikumpulkan dan ditumpuk pada suatu tempat agar nantinya dapat dipergunakan kembali setelah pekerjaan selesai. Tanah ini harus ditumpuk dan dibentuk agar tidak tergenang, dan perlu diperhatikan agar air tersebut tidak mengganggu drainase yang tidak terlalu berlebihan (Brinker dan Wolf, 1999).
Toleransi bangunan khususnya penyigian bangunan pada suatu waktu kajiannya akan terlibat dalam perluasan, perbaikan, perubahan atau pembongkaran bangunan yang ada. Penyigian harus mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang konstruksi bangunan dan harus memahami betul konstruksi fondasi, dinding penuh dan tidak penuh, lantai agar dapat menggambarkan suatu bangunan. Umumnya berbagai prinsip yang meliputi atau melalui pengukuran bangunan adalah yang digunakan dalam pengukuran luas tanah. Khususnya, prinsip pengukuran jarak adalah yang paling sering digunakan karena bangunan biasanya dapat diukur seluruhnya dengan menggunakan pita ukur (Irvine, 1995).
Penentuan pekerjaan kualitas tanah pada penempang melintang di kantor atau dilapangan yang diambil dengan metode tertentu merupakan dasarnya. Pada pekerjaan jalan raya atau biasa, penampang melintang adalah vertikal dan tegak lurus garis survei. Tiap seksi adalah daerah yang dibatasi oleh permukaan asli dan permukaan yang sudah tentu berakhir oleh lereng permukaan asli dan permukaan sampling, bahu bawah, jalur penengah dan selokan-selokan, drainase untuk kemudahan-kemudahan perhitungan dan pekerjaan lapangan, penampang melintang biasanya diambil tiap petak stasiun penuh. Dari penampang melintang ditemukan luas galian dan timbunan yang akan dibuat pada jalan. Hampir dalam semua situasi permukaan tanah asli harus dibuang, bahkan untuk keadaan dimana permukaan akan ditingkatkan (Wonsotjitro, 1980).
Penggalian merupakan suatu proses pelepasan dan penyingkiran tanah atau batu dari tempatnya semula didalam penggalian pengukurannya timbunan atau tumpukan material. Pemilihan alat yang digunakan berdasarkan pada sifat alami materialnya haruslah dipindahkan dengan metode pembuangannya. Timbunan menggambarkan tanah yang ditimbunkan di atas tempat-tempat tertentu yang memiliki topografi rendah (Suripin, 2004).

Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Keteknikan Hutan yang berjudul Daftar Pekerjaan Tanah ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk menentukan volume timbunan dan galian dari suatu penamapang melintang jalan.

  2. Untuk mengetahui luas penampang galian timbunan.









TINJAUAN PUSTAKA

Ketika melakukan perencanan dan pembangunan penting untuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi mekanika tanah dan untuk menjamin kestabilan dalam menahan gaya luar yang bekerja padanya. Untuk keperluan tersebut perlu diketahui beberapa penjelasan seperti ciri-ciri topografi di lapangan, dimana dengan mengadakan penyelidikan yang menyeluruh atas ciri-ciri topografis di sekitar lokasi, maka tinggi rendah dan dalamnya dasar sungai laut dapat diketahui (Husny, 1974).
Pembuatan jalan timbunan baik digunakan dengan menyebarkan material timbunan dalam lapisan-lapisan yang relatif tipis dan memadatkannya pada suatu kadar air yang mendekati optimum. Perbaikan yang besar dapat terjadi karena kepadatan (density) yang lebih besar yang dicapai yang menyebabkan kekuatan yang lebih tinggi pada masa tanah dan menghasilkan penurunan dan penggoresan permukaan tanah yang lebih sedikit. Konstruksi lapisan juga menghasilkan keragaman yang tinggi dari material itu sendiri, dan kerapatan serta kadar airnya. Ini sangat bermanfaat karena konstruksi atau pemuaian berikutnya akan relatif sama. Sebaliknya pada timbunan yang dibuat dengan endaroping atau dengan memadatkan tanah dengan lapisan-lapisan yang tebal, material, kecepatan dan kadar air akan sangat bervariasi pada tiap-tiap titik. Perubahan volume akan menjadi tidak sama dan atau mengakibatkan penurunan atau pemuaian di tempat-tempat yang bersebelahan. Terdapat dua pengawasan yang berbeda secara mendasar untuk menjamin suatu kerapatan timbunan jalan yang ditentukan. Secara teoritis pengawasan-pengawasan yang mudah dilakukan ternyata banyak masalah yang timbul (Suripi, 2004).
Permeabilitas yang terdalam tinggi atau sifat yang lain, yang tidak diinginkan sehingga tidak sesuai untuk keperluan sesuatu proyek pembangunan, maka tanah tersebut perlu distabilkan. Stabilisasi dapat terdiri dari salah satu tidakan berikut, yaitu meningkatkan kerapatan tanah, mengubah material yang tidak aktif sehingga mengakibatkan tahapan gesek yang timbul ke permukaan, menambah bahan untuk menyebabkan perubahan-perubahan kimiawi atau fisis tanah, menurunkan muka air tanah, dan megganti tanah yang buruk. Setiap permukaan fisis atau teknis pada masa tanah akan membutuhkan penyelidikan dan alternatif-alternatif ekonomis seperti relokasi terdapat pada bangunan atau menggunakan bangunan alternatif khusus bendungan , timbunan, tanggul dan timbunan lainya, dimana bahan yang tidak tersedia tidak cukup pengunaannya yang efektif dan yang tersedia dalam penggantian akan fungsi struktur tanah dan mekanika tanah yang menghasilkan penyelesaian yang memuaskan apabila menggunakan pembangunan yang terbagi atas beberapa zona (Mayer dan Gibson, 1984).
Dalam proses penimbunan atau pengukuran dilakukan dari tahap-tahap tembok-tembok penutup dilakukan secara berlapis. Lapisan-lapisan itu harus dibuat miring, sehingga tebal setinggi-tingginya setebal 25 cm. Tanah galian yang harus dipakai harus dibersihkan dahulu dari bagian-bagian lain dan dibersihkan. Tanah merupakan salah satu bahan konstruksi yang berlangsung tersedia di lapangan dan dapat digunakan secara ekonomis. Bendungan, jalan raya, rel kereta api merupakan pemakaian tanah yang ekonomis, walaupun demikian sama halnya dengan penggunaan bahan konstruksi lain. Tanah yang dipakai harus melalui proses pengendalian mutu. Apabila tanah ditimbun secara sembarangan, hasilnya akan merupakan timbunan dengan berat isi yang rendah dan akan mengakibatkan stabilitas yang rendah pula (Sutanto dan Sudharta, 1992).
Penentuan kuantitas pekerjaan tanah didasaran pada penampang melintang di kantor atau di lapangan yang diambil dengan cara tertentu. Pada pekerjaan jalan raya dan jalan baja, penampang melintang adalah tegak lurus pada garis sumbu yang sesuai. Tiap seksi adalah daerah yang dibatasi oleh permukaan asli dan permukaan yang sudah teratur, yang terakhir ditentukan oleh lereng sampling, berbatu-batu, lapisan bawah tanah, jalur penengah dan selokan-selokan drainase. Untuk kemudian hitungan pekerjaan tanah, penampang melintang biasanya diambil setiap stasiun penuh atau setengah stasiun pada garis sumbu yang sesuai, juga diambil titik kelainan penting yang dijumpai dalam topografi. Bila bahan granding sangat berat atau harga satuan sangat tinggi, seperti galian cadas, penampang melintang diambil dengan selang-selang yang berdekatan. Bila transisi diantara galian dan timbunan berada pada sesi berikut, sebanyak lima penampang melintang mungkin diperlukan (Mayer dan Gibson, 1984).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar