Rabu, 31 Maret 2010

SIFAT AKUSTIK KAYU


SIFAT – SIFAT AKUSTIK

Sifat-sifat akustik pada kayu merupakan penghasil bunyi dengan benturan langsung, dan perlakuan pada kayu untuk menghasilkan bunyi dengan sumber lain, disalurkan melalui udara, dan mempengaruhi kayu dari gelombang suara.

KAYU SEBAGAI SUMBER BUNYI
Kayu kadang-kadang digunakan sebagai sumber bunyi. Sebagai contoh adalah xylophone, sebuah alat musik yang terbuat dari batang-batang kayu dari berbagai ukuran. Suara musikan dihasilkan dengan membenturkan batang kayu dengan bagian kayu yang cocok atau pemukul logam. Di beberapa biara tua dan gereja desa, papan kayu digunakan di tempat bel untuk menghasilkan suara dengan pemukul ritmik.
Bumbungan atau nada pada suara, apakah rendah atau tinggi, memerlukan frekuensi getaran. Frekuensi adalah bagian dari pengaruh dimensi, kerapatan dan elastisitas (modulus elastisitas) pada bagian kayu yang istimewa, dimensi kecil, kadar air yang rendah, dan tingkat elastisitas yang tinggi menghasilkan menghasilkan suara dengan bumbungan tinggi.

GELOMBANG SUARA DARI SUMBER LAIN
Ketika gelombang suara dihasilkan dengan sumber lain pada bagian kayu, bagian akustik atau energi akustik adalah direspon dari sebagian keseluruhan bagian. Getaran kayu, dan suara asli yang berkesinambungan, atau subjektif dari total penyerapan.
KONSONAN RESONANSI
Konsonan atau intensifikasi pada suara membuat tempat ketiak kayu digunakan sebagai resonator. Penempilannya dipengaruhi pada frekuensi getaran, bentuk resonator, dan kondisi permukaan kayu. Sebuah peresonansi tidak ditukar dengan gabungan suara asli tetapi dapat diintensifkan (membuatnya lebih keras), dan meningkatkan durasinya.
Kayu digunakan sebagai peresonansi dalam deretan alat musik, khususnya akibat penting pada violin. Ada sebuah pilihan pada permukaan kayu (mempunyai tingkat elastisitas modulus yang tinggi dengan hubungannya dengan kerapatan), lurus hingga miring, radial, struktur yang sam dengan cincin pertumbuhan yang dekat (mencapai 2mm), proporsi rendah pada kayu akhir (hingga 25%), dan dari pohon tua (130 – 150 tahun, dan diameter sangat besar 40 cm atau 16 inci). Permukaan kayu dengan cincin pertumbuhan adalah benar-benar dipertimbangkan sangat cocok untuk alat-alat musik. Stradivari, Amati, Guerneri dan violin Italia yang terkenal lainnya dibuat dengan menggunakan kayu, tetapi pembuatannya tidak tuntas; penelitian menunjukan bahwa, dalam tambahan kayu yang cocok, kualitas suara akan menjadi dihubungkan sangat tipis dan kervakto pada resonator (tubuh), dan untuk perawatan pada kayu ( bahan-bahan kimia, alat pengering kecil, dan lain-lain). Dalam tambahan untuk permukaan, peresonansi pada alat-alat musik dibuat oleh kayu pinus: kayu keras, seperti kayu tropik yang biasa digunakan.

PENYERAPAN PADA KAYU
Karena digunakan segera, bagian pada energi kayu di tengahkumpulan. Energi ini mungkin diserap, seharusnya untuk pembiasan berulang pada gelombang suara. Dalam gaya ini, pergeseram molekul, yang mana menata kumpulan kayu, hasil dari pertukaran energi panas akustikal.
Kemungkinan ini kayu menyerap suara diukur dengan koefisien pada penyerapan suara, yang mana sebagai expresi pada proposi ( persentase), kurang dari 10%. Koefisien ini mempengaruhi kerapatan kayu dan faktor lainnya, seperti modulus elastisitas, kadar air, temperatur, intersitas dan frekuensi suara, dan kondisi permukaan kayu : kayu dengan kerapatan rendah kerapatan dan keseimbangan elstis dan pada kadar air yang lebih bersuara dengan menghasilkan kapasitas permukaan kayu.
Insulasi suara berkapasitas pada kayu kemungkinan sekitar 90% dengan tempat disekitar tembok. Ini hasil kayu, grafitas, kerapatan rendah dan pengeringan yang meningkat pada insulasi.

KECEPATAN SUARA
Kecepatan suara pada keseluruhan pada variasi, di undur secara langsung ( aksial dan transversal) dan jenis spesiesnya. Pada permukaan aksial, sekitar 3.500 – 15.000 m( 10.000 – 15.000 ft/5). Transversal memiliki kecepatan rendah, disebabkab oleh modulus elastisitas, yang mana mempunyai kecepatan pada suara, adalah permukaan rendah. Di bahan lain, kekuatan pada suara adalah mengikuti 340 m ( 1.100 ff) 5, cork( 450 – 530 m ( 1.400-1.750 ff/5, udara 1.400 m ( 4.750 ff) 15, besi 5000 m (15.000 ft/s, kaca 5000 – 6000 m (15.000) (20.000 ft/s).
Secara matematis :
V = E/ r0
Dimana:
V = kecepatan pada suara (m atau ft/s)
E = elastisitas (N/ mm3, PSi)
r0 = kering oven
Bagaimanapun, kekuatan kayu dipengaruhi oleh astisitas pada kayu dan koalitas pada nada bagian. Kecepatan axial dan transversal, dalam sebuah spesimen atau oud, berbeda ; modulus tangencial hádala Sangay rendah, walaupun transversal berakhir, reduksi keseimbangan pada kecepatan tertentu. Kecepatan juga di reduksi dengan meningkatkan temperatur, karena temperatur tinggi dihasilkan kerapan rendah pada pemanasan upaya pengembangan pada kayu.
Pada umumnya, sebuah perbedaan yang kecil antara axial dan transversal pada kecepatannya adalah sangat penting untuk sebuah indikator pada kecocokan dari alat-alat musik yang terbuat dari kayu berbeda dengan yang ada. Sebagai contoh, violin dari papan, cahaya, lupus miring pada arah serat dengan rasio tinggi pada aksian dan transversal pada kekuatan yang dipilih : untuk peti, bara yang digunakan ( rasio rendah axial dan kekuatan transversal).

KEHALUSAN / KELEMBABAN SUARA
Suara yang dihasilkan pada kayu Sangay lembab, busuk mempengaruhi getaran suara. Sumber energi akustik hádala disebabkan perbagian penyinaran / pemanasan di atmosfer dan perbagian seharusnya pergeseran internal (dihasilkan oleh perkembangan panas).
Kapasitas kelembaban pada kayu bervariasi dengan spesies / jenis kadar air ( dikurangi dengan peningkatan embun), arah getaran (longitudinal, transversal, transional), dan metode pada getaran. Seharusnya kelembaban radiasi suara mengandalkan keutamaan pada rasio kecepatan suara untuk kecepatan kayu. Pada alat-alat musik ( suara papan pada piano dan violin), itu adalah diperlukan sekali untuk kelembaban rendah seharusnya untuk penyaluran suara.

DAMPAK PADA CACAT KAYU
Sifat-sifat akustik pada kayu adalah dipengaruhi oleh cacat/ kerusakan. Hubungan ini adalah dipergunakan dengan menerapkan metode akustikal untuk mengetahui kerusakan ( kebusukan, penggoyangan, dan lain-lain) telah benar-benar dipertimbangkan dalam kualitas ditelusuri sebuah penerapan empiris kepada pengeseran pada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar