Jumat, 19 Maret 2010

PENGEMPAAN DINGIN


PENDAHULUAN

Kebutuhan manusia terhadap kayu untuk konstruksi, bangunan atau furniture terus melaju pesat seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, sementara ketersediaan kayu sebagai bahan baku terus menurun. Mengingat ketersediaan kayu bulat yang mulai menipis, maka upaya yang sudah dikembangkan adalah pembuatan papan komposit, salah satunya dengan menggunakan batang kelapa sawit yang potensinya sangat banyak. Menurut Setyawati dan Massijaya (2005) keunggulan produk komposit ini antara lain biaya produksi lebih murah, bahan baku melimpah, fleksibel dalam proses pembuatan dan memiliki sifat-sifat yang lebih baik seperti kerapatan yang dapat dibuat tinggi,
kadar air yang rendah dan stabilitas dimensi yang baik.
Menurut Binus University (2007) Pengerjaan kempa adalah teknik pengerjaan dengan memberikan gaya-gaya dari luar kepada benda kerja (logam), dilakukan dengan penger-jaan dingin dan beberapa dengan pengerjaan panas, yang umumnya meliputi operasi pemben-tukan (forming), pons (punching), dan pemoto-ngan (shearing). Pengempaan produk perekatan atau rakitan perekatan bertujuan untuk menempelkan lebih rapat sehingga garis perekat dapat terbentuk serata dan sepejal mungkin dengan ketebalan yang setipis mungkin. Pengempaan di dalam proses perekatan dibagi kedalam dua tipe, (1) pengempaan dingin (repressing atau cold pressing), (2) hot pressing atau pengempaan panas yang dijalankan dengan suhu dan tekanan tertentu (Karmidi, 2009).
Pengempaan dingin sebagai tahap akhir dari proses pematangan perekat memerlukan waktu yang lama tetapi ongkos/biaya pengempaan murah, sedangkan pada sistem kempa panas, waktu pengempaan akan menjadi pendek sehingga dapat menaikkan kapasitas pengempaan sekaligus menaikkan produksi, tetapi memerlukan ongkos yang tinggi untuk menaikkan suhunya (Karmidi, 2009).
Bila ditinjau dari segi ukuran produk yang direkat, pengempaan dingin mempunyai keunggulan dibanding pengempaan panas, yaitu pengempaan dalam pembuatan produk laminasi struktural/laminated beams, dimana ukuran yang besar menghalangi mesin kempa panas karena biaya menaikkan suhu untuk barang yang relatif lebih besar masih tidak mungkin terlalu mahal (Karmidi,2009).
TINJAUAN PUSTAKA

Pengempaan dingin dilakukan sebagai pengempaan permulaan/repressing sebagai tahap setingkat sebelum tahap akhir dalam proses pematangan perekat. Tujuan Pengempaan pada dasarnya adalah:
• Membantu proses pengaliran sehingga perekat membentuk lapisan tipis
• Membantu proses pemindahan, sehingga perekat akan dapat berpindah dari satu permukaan ke permukaan lain
• Membantu proses penembusan, sebagian perekat dipaksa masuk ke dalam rongga sel dari kayu. Akibat tekanan ini ada sel kayu yang pecah sehingga dapat dimasuki perekat
• Menahan kayu yang direkat sampai perekat memadat. Karena proses pemadatan belangsung beberapa saat maka selama proses itu kayu harus ditahan (tetap berhubungan secara rapat). Sehubungan dengan proses ini dikenal adanya pengempaan dingin (suhu kamar) dan pengempaan panas
• Membuat bentuk tertentu pada bahan yang direkat seperti pada pembuatan kayu lapis lengkung
(Karmidi, 2009).
Tujuan dari pengempaan permulaan dengan pengempaan dingin adalah mengempa panel sehingga kesulitan dalam pengempaan panas dapat dikurangi. Kesulitan ini berupa waktu yang dibutuhkan untuk memuat panel-panel ke dalam mesin kempa panas. Untuk menaikkan kapasitas mesin kempa panas. Hal ini disebabkan karena menipisnya tebal panel yang siap masuk ke mesin kempa panas sehingga jumlah ruangan dalam mesin kempa dapat dimaksimumkan. Mengefisienkan pengempaan panas dalam arti bahwa waktu yang diperlukan untuk memproduksi satu panel lebih pendek setelah prepressing. Pematangan perekat berjalan lebih cepat karena telah didahului dengan prepressing yang membuat perekat menjadi suatu garis yang bersambungan, melakukan penetrasi secukupnya dan kekentalan naik sehingga perekat bersifat lekat/tacky (Karmidi, 2009).
Sebagai acuan, waktu pre-pressing adalah 9 sampai 12 menit, dan hasilnya seringkali memuaskan pada umumnya, waktu ora-kempa dengan kekuatan kempa 10-15 kg persegi sudah mencukupi. Pada saat pra kempa, sering diperlukan selembar papan pemisah antara muatan papan dan kira-kira setiap 12 inc, setelah pra kempa, papan harus segera dikempa panas atau tertumpuk tidak lebih dari 30 menit (ref. waktu tutp assembling) sebelum pengempaan panas. Sewaktu saat papan sedang tertumpuk, lebih baik papan atas ditekna oleh selembar papan pemisah untuk menghindari kemungkinan keringnya veneer muka (Intan Wijaya Internasional, Tbk. 2009).
Rasio kompresi merupakan nilai perbandingan volume ruang kompresi di blok mesin dengan ruang bakar di kepala silinder. Nilai rasio kompresi berhubungan dengan besarnya ledakan saat proses pembakaran berlangsung. Semakin besar maka makin luas ruang yang harus dikompresi. (Oto Multiarta, 2006). Perhitungan rasio kompresi tanpa piston volume:



b = cylinder bore (diameter)
s = piston stroke length
Vc = volume of the combustion chamber (including head gasket).
Dengan piston Volume
CR=(Vc+(D-PV))/Vc-PV
CR = Compression Ratio
Vc = volume of the combustion chamber (including head gasket).
D = Displacement.
PV = Piston Volume
(Erwe, 2008).







PENUTUP

Pada prinsipnya, simulasi produksi papan partikel terdiri atas beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut adalah persiapan bahan baku, pengeringan partikel, pencampuran dengan perekat (bleding), pengempaan dingin, pengempaan panas (hot press), pengkondisian (conditioning), perataan pinggir (penggergajian/ trimmer) dan pengujian.
Pengempaan dingin pada dasarnya digunakan sebagai tahapan awal proses penekanan bahan baku tanpa adanya penambahan suhu. Pengempaan ini dilakukan guna mempermudah perlakuan selanjutnya dan menghemat biaya. Hal ini disebabkan karena menipisnya tebal panel yang siap masuk ke mesin kempa panas sehingga jumlah ruangan dalam mesin kempa dapat dimaksimumkan. Mengefisienkan pengempaan panas dalam arti bahwa waktu yang diperlukan untuk memproduksi satu panel lebih pendek setelah prepressing. Pematangan perekat berjalan lebih cepat karena telah didahului dengan prepressing yang membuat perekat menjadi suatu garis yang bersambungan, melakukan penetrasi secukupnya dan kekentalan naik sehingga perekat bersifat lekat/tacky.
Cara kerja:     Setelah serbuk atau partikel kayu dicampur dengan perekat menggunakan stirrer bending, serbuk kayu dimasukkan ke dalam kempa dingin dan dipress dengan tutup kempa seperti tampak pada gambar di atas. Gunanya sebagai pengepressan awal karena papan partikel dibuat dengan melalui proses pengempaan dingin kemudian pengempaan panas.
Pengempaan dingin sangat diperlukan, sebab dengan tidak adanya perlakuan pengempaan dingin, maka secara otomatis pengerjaan tahapan selanjutnya akan menjadi lebih rumit. Teknis pengempaan dingin adalah memberi beban tertentu sampai kerapatan tertentu pada suatu benda dengan penggunaan tekanan pada piston silinder. Nilai rasio kompresi berhubungan dengan besarnya ledakan saat proses pembakaran berlangsung. Semakin besar maka makin luas ruang yang harus dikompresi.








DAFTAR PUSTAKA

Erwe. 2008. Rasio Kompresi.www.galaxy.withboards.com

Intan Wijaya Internasional, Tbk. 2009. Petunjuk untuk Pengempaan (Pressing) Panas UFP 1001 dengan Hardener IWPH 101 untuk Playwood. www.intanwijaya.com. [19 Maret 2010]. [20.00WIB].

Karmidi. 2009. Perekatan Kayu Lapis. www.karmidi.blogspot.com. [18 Maret 2010]. [ 19.00 WIB].

Oto Multhiartha. 2006. Memilih Bensin yang Sesuai. www.oto.co.id

Setyawati D. dan Y.M. Massijaya. 2005. Pengembangan papan komposit berkualitas tinggi dari sabut kelapa dan polipropilena daur ulang (I): Suhu dan waktu kempa panas. Jurnal Teknologi Hasil Hutan 18(2): 91-101.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar