Latar Belakang
Hutan yang merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber daya alam yang vital di Indonesia karena memberikan kontribusi besar dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu aspek-aspek penelitian dan pengembangan hutan senantiasa diupayakan demi terwujudnya pemanfaatan hutan yang berkesinambungan dengan tetap mewujudkan azas hutan. Namun akibat teknologi yang berkembang pesat serta bertambahnya jumlah penduduk pengguna bahan baku kayu, ketersediaan kayu dalam hutan semakin berkurang disamping areal hutan yang semakin menyempit. Oleh karena itu melalui diversifikasi olahan dan pemanfaatan kayu seluruh bagian pohon diharapkan penggunaan kayu dapat menjadi lebih efisien demikian pula dengan pemanfaatan jenis-jenis kulit kayu yang saat ini masih kurang dilakukan.
Kayu telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan oleh manusia sejak zaman dahulu. Dengan berbagai kegunaannya, kayu tetap eksis hingga saat ini.penggunaan kayu tidak terbatas untuk peralatan rumah tangga (interior) saja, tetapi juga digunakan untuk keperluan eksterior, misalnya untuk pembuatan jembatan. Sedangkan dengan corak dan warnanya yang dekoratif, beberapa jenis kayu digunakan untuk membuat benda-benda yang bernilai seni tinggi.
Seperti halnya benda-benda lain, warna alami kayu bisa sangat menarik. Orang menyukai jati misalnya disamping karena kekuatannya dan keawetannya yang sudah terkenal adalah juga karena warna dan corak kulit kayunya. Sebagian orang menyukai warna terang seperti ramin, jelutung dan pulai. Ada juga orang yang lebih menyukai warna yang lebih gelap seperti sonokeling dan eboni.
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum yang berjudul “Persentase Kulit Kayu dan Kayu” adalah untuk mengetahui dan menghitung persentase kulit kayu.
TINJAUAN PUSTAKA
Kulit kayu merupakan jaringan yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam kayu dari kerusakan biologis maupun mekanis dan berguna untuk menyalurkan makanan (hasil asimilasi) dari daun keseluruh bagian pohon. Kulit kayu terdiri dari sel-sel yang mempunyai berbagai fungsi bagi kehidupan tumbuhan berkayu dengan pola dan komposisi tertentu yang merupakan struktur penyusun kulit kayu. Struktur kulit lebih kompleks dibandingkan dengan kayu, disamping variasi yang terdapat di dalam species yang sama, juga tergantung umur dan kondisi pertumbuhan pohon. Setiap species memiliki ciri struktur kulit yang spesifik, seperti misalnya struktur serat yang terdapat pada jenis kayu (Supraptono, 1996).
Kayu merupakan produk organisme hidup, dimana bahan yang porous dimana struktur anatominya sangat mempengaruhi aliran cairan dan gas di dalamnya oleh karena itu kayu mempunyai sifat-sifat alami yang sangat unik dan setiap jenis kayu mempunyai penampilan yang sangat karakteristik. Sifat-sifat kayu yang unik itu inherent dalam struktur anatomi sel-sel penyusunnya (Haygreen dan Bowyer, 1986).
Kulit yang mencirikan berbagai jenis pohon dipengaruhi oleh kecepatan pembentukan dan kecepatan perusakan pada permukaan luar. Lapisan floem sekunder yang mengelupas berupa lembaran atau sisik. Bila belum rusak lapisan tersebut akan menumpuk, sedangkan keliling pohon bertambah terus maka akan terbentuk alur-alur yang merupakan ciri khas kulit pada sebagian besar pohon. Hal ini disebabkan karena sewaktu batang semakin menebal, periderm harus mengimbanginya dengan penambahan diameter melalui pembelahan membujur radial sel-sel felogen dan feloderm. Pecahnya sel-sel tersebut menyebabkan permukaan kulit kayu menjadi kasar dan membentuk alur-alur spesifik (Loveless,1991).
Pengamatan kulit dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan makroskpis dengan menggunakan Loupe perbesaran 8 kali, meliputi warna kulit kayu, tekstur, ketebalan dan penampakan bidang lintang sedangkan pengamatan secara mikroskopis hanya meliputi dimensi serat (panjang, diameter serat, lumen dan ketebalan dinding serat) (Budi, 2000).
METODOLOGI PERCOBAAN
Waktu dan Tempat Percobaan
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum “Persentase Kulit Kayu” adalah pada hari Sabtu, pukul 12.00 WIB di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan sampai selesai Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan adalah:
Sampel kayu sebanyak 15 sampel
Adapun alat yang digunakan adalah:
Pulpen untuk menulis data
Penggaris untuk menggaris dan mengukur diameter kayu
Kalkulator sebagai alat bantu menghitung
Prosedur Percobaan
Disiaplan log kayu sebanyak 15 sampel
Diukur log kayu minimal dua kali pengukuran, kemudian dihitung rata-rata panjangnya
Diukur diameter total pada dua penampang log kayu yang bawah dan atas penampang melintang sebanyak dua kali pengukuran
Dicari diameter rata-rata pada penampang atas dan penampang bawah
Diukur diameter xylem (hanya bagian kayu/ tanpa kulit)
Dihitung volume total kayu dengan rumus:
LBDS (luas bidang dasar) x t
Dimana: LBDS = ¼ π d2
Dihitung volume bagian xylemnya saja
Dihitung volume bagian kulit kayu dengan rumus:
Vulume total kayu – volume bag. Xylem
Dibuat persentase bagian xylem dan kulit kayunya
Dimasukkan data
Tidak ada komentar:
Posting Komentar