Senin, 14 Desember 2009

CHAINSAW


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor kehutanan terus berlanjut menjadi salah satu sektor industri yang paling berbahaya di sebagian besar negara. Di seluruh dunia, sering ada kecenderungan untuk menganggap remeh peningkatan angka kecelakaan dan terjadinya penyakit akibat kerja serta terjadinya pensiun dini pada pekerja kehutanan. Namun demikian, fakta-fakta menunjukkan bahwa kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang baik di sektor kehutanan, merupakan sesuatu hal yang mungkin terwujud. Banyak anggota mengakui bahwa keselamatan di tempat kerja bukan hanya suatu etika yang sangat mendesak untuk dilaksanakan, tetapi juga berarti "uang dan perasaan". Di sektor kehutanan, hal ini
juga menjadi suatu prasyarat manajemen yang kuat dan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan. Sangat penting bila pemerintah, perusahaan, organisasi pekerja dan pengusaha mau melakukan sesuatu untuk mewujudkan hal ini
Tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang memuaskan dicapai bila sejumlah prinsip yang berhubungan erat telah diterapkan pada tingkat nasional, perusahaan dan tempat kerja. Prinsip-prinsip ini meliputi pemenuhan hukum dan peraturan, dan suatu kebijakan yang didefinisikan dengan jelas yang mengidentifikasi sifat dan keparahan resiko yang terdapat dalam operasi kehutanan, sebagaimana juga pembagian tanggung jawab bagi orang-orang yang dipekerjakan pada tingkat manajemen, penyelia dan pengawasan kerja dalam bidang kehutanan (Yanri, dkk, 1998).
Diakui bahwa perusahaan kehutanan sangat bervariasi dalam hal ukuran, lingkup, stabilitas ekonomi dan budaya. Meski demikian, perbedaan ini mestinya tidak menjadi suatu pertimbangan untuk melemahkan aplikasi prinsip umum yang penting bagi promosi kondisi kerja yang mencegah atau mengurangi resiko kecelakaan atau penyakit (Yanri, dkk, 1998).
Gergaji rantai merupakan alat yang paling vital dalam hal penebangan pohon dikawasan hutan. Oleh karena itu, perlu adanya kajian keselamatan baik dari internal maupun eksternal. Gergaji tangan pada dasarnya memang mudah digunakan namun pada kenyataannya dilapangan banyak kendala yang dihadapi. Berhubung belum ada standar gergaji rantai untuk penebangan pohon, maka perlu dilakukan penelaahan mengenai kemungkinan pembuatan standar tersebut.


Tujuan
Adapun tujuan dari Praktikum yang berjudul Pengaenalan Gergaji Tangan (Chainsaw) adalah untuk memahami tahapan yang benar dalam pengaplikasian alat ini di lapangan.

TINJAUAN PUSTKA


Undang-Undang yang Membahas Gergaji Rantai
Dalam keputusan Presiden nomor 21 tahun 1995 tentang
Penjualan, Pemilikan dan Penggunaan Gergaji Rantai ini yang dimaksud dengan:
1. Gergaji rantai adalah gergaji yang biasa digunakan untuk menebang, memotong, dan membelah kayu yang lazim disebut Chain Saw;
2. Pemilik adalah perorangan atau badan yang mempunyai gergaji rantai;
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Tingkat I dalam hal ini Dinas Kehutanan Daerah Tingkat I atau Kantor Cabangnya.
Pengaturan penjualan, pemilikan, dan penggunaan gergaji rantai bertujuan untuk mencegah kerusakan hutan dan lingkungan hidup akibat penggunaan gergaji rantai yang tidak terkendali.
Adapun Penggunaannya diatur dalam Bab IV Pasal 8, yaitu:
1. Gergaji rantai yang telah terdaftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, hanya dapat digunakan oleh pemiliknya untuk melakukan kegiatan usahanya;
2. Dalam hal pemilik gergaji rantai menyerahkan gergaji rantai kepada pelaksana kegiatan atau orang lain untuk digunakan dalam kegiatan berdasarkan ijin yang dimilikinya, maka pemilik gergaji rantai wajib membuat surat tugas kepada pelaksana kegiatan yang dimaksud.
(Kepres RI no. 21 tahun 1995 tentang Penjualan, Pemilikan dan Penggunaan Gergaji Rantai, 1995).


Pengenalan Chainsaw (Gergaji Tangan)
Gergaji rantai digunakan untuk membuat takik rebah dan takik balas, dan untuk memotong bagian-bagian kayu lainnya, baik dalam kegiatan pembersihan cabang, penebangan maupun pembagian batang.
Pada dasarnya gergaji terdiri dari 3 bagian utama, yaitu mesin penggerak, bilah pemadu (penghantar) dan rantai gergaji. Pada tahun 1970-an jenis gergaji yang banyak digunakan adalah gergaji buatan Amerika, seperti Mculloch, Homelite, Pioneer, Echo dsb, tetapi merek-merek tersebut sebenarnya kurang cocok untuk postur orang Asia termasuk Indonesia, disamping itu jenis tersebut bobotnya terlalu berat. Gergaji rantai buatan Eropa merupakan gergaji yang relatif ringan dan kecil, sehingga relatif sesuai untuk ukuran tubuh orang Asia. Merek-merek gergaji buatan eropa antara lain adalah STIHL, Dolmar, Hosquarna, Uran, dsb. Pada saat ini model yang paling umum adalah gergaji yang terbuat dari bahan ringan, kekuatan mesin berkisar antara 10 – 12 HP dan panjang bilah penghantarnya antara 24 – 30 inchi. (Muhdi, 2006).
Gambar 1. Chainsaw dengan nama dan bagian-bagiannya
Keterangan gambar:
1. Keping rantai 12. Tutup tangki pelumas
2. Rantai 13. Penutup starter
3. Pengatur dudukan rantai 14. Tutup tangki bahan bakar
4. Penyaring kotoran/debu 15. Tutup pengaman handle
. Pelindung tangan 16. Pengatur gas
6. Pegangan 17. Choker
7. Starter 18. Pengencang bar
8. Tutup spark plug 19. Pengatur gas
9. Saringan udara 20. Penstabil dudukan rantai
10. Panel pemberhentian mesin 21. Tutup rantai
11. Pengaman
(Sukanda, 2008).


Mata Rantai Chainsaw


Mata rantai harus tipis untuk memberikan gergajian yang baik dengan berat alat yang ideal. Mata rantai dibuat makin ke ujung harus semakin tajam hingga mempermudah penebangan. Beberapa tipe mata rantai yaitu Lance Teeth, Peg Tooth, dan Champion Tooth (Wackerman, 1949).




Atas : Lance Teeth
Tengah: Peg Tooth
Bawah : Champion Tooth




Gambar 2. Mata Rantai Chainsaw


Ketentuan Rancangan Gergaji
Gergaji mesin harus dirancang dan dilengkapi sesuai dengan ketentuan. Gergaji tersebut harus termasuk :
(a) Tangkai terpisah untuk kedua tangan saat menggunakan sarung tangan:
(b) Suatu on/off tombol yang dapat dicapai dengan tangan kanan pada tingkap pemadam dan memakai sarung tangan:
(c) Sistim pengunci yang mencegah gergaji mesin hidup/jalan dengan tak diduga-duga, sebab dua pengungkit harus ditekan secara serempak:
(d) Pengaman tangkai belakang untuk melindung tangan kanan;
(e) Sistim anti getaran terdiri dari peredam getaran karet antara motor dan pegangan;
(f) Suatu rem-rantai, yang diaktipkan secara manual dengan tangkai depan dan mekanis tidak manual dalam kasus kembali (kick-back);
(g) Suatu penangkap rantai;
(h) Suatu bumper taji, yang menyebabkan berat gergaji bersandar pada batang kayu dengan aman selama yang memotong batang;
(i) Pelindung tangkai dengan untuk melindungi tangan kiri dari rantai;
(j) Suatu tutup rantai untuk menghindarkan luka-luka selama pengangkutan
(Yanri, dkk, 1998).


Penggunaan Gergaji Rantai
Tindakan yang perlu dilakukan sebelum gergaji rantai dipergunakan, antara lain:
1 Pemasangan keping rantai dan rantai
Untuk memasang keping rantai dan rantainya, tutup pelindung roda rantai perlu dibuka terlebih dahulu dengan melepas mur pada baud kemudian rantai dipasan pada alur keping rantai dengan gigi pengerat pada bagian atas keping rantai mengarah pada ujung.
2 Pengisian bahan bakar
Bahan bakar yang dipergunakan adalah bensin campur dengan perbandingan satu bagian bahan pelumas (SAE 30) dan 25 bagian bensin (Premium). Pada gergaji rantai yang baru, selama 40 jam pertama digunakan campuran dengan perbandingan 1:20. Campuran tersebut harus tercampur dengan baik yaitu dengan mengguncang-guncangkan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam tangki.
3. Pengisian minyak pelumas rantai
Rantai gergaji harus diberi pelumas agar tidak cepat rusak. Pelumas rantai yang digunakan adalah minyak pelumas SAE 30, tidak diperbolehkan mempergunakan minyak bekas.
4. Menghidupkan dan mematikan mesin
Cara menghidupkan dan mematikan mesin adalah tali starter ditarik perlahan-lahan 3-5 kali agar masuk campuran bahan bakar dan udara. Kemudian ditarik sekaligus sampi mesin hidup. Cara mematikannya adalah menekan tombol posisi off.
5. Pelumasan rantai
Segera setelah mesin hidup, pelumas dipompa oleh mesin sehingga alur keping rantai dan rantai gergaji mendapat pelumasan. Untuk jenis gergaji yang sistem pelumasannya tidak otomatis, minyak dapat mengalir kedalam alur keping rantai dan rantai gergaji dengan jalan menekan tombol pompa dengan ibu jari. Pelumas rantai dapat diperiksa dengan cara meletakkan sehelai kertas dimuka gergaji yang dihidupkan. Bila pelumasan baik, maka minyak akan memercik pada kertas tersebut
(Soenarso, et al,1972)


Analisis Biaya
Biaya penebangan terdiri dari tidak hanya biaya pekerja tetapi juga biaya alat dan energi yang digunakan alat untuk bekerja, seperti sperpat dan bahan bakar. Ketika tenaga gergaji digunakan, investasi alat akan menjadi besar biasanya harga ditekan turun selama 1-2 tahun. Dengan gergaji berbahan bakar bensin, tentu saja persediaan bahan bakar dan persediaan esensial untuk operasi harus dilengkapi (Wackerman, 1979).
Berdasarkan data penelitian pada bulan Agustus 2007 didapat komponen biaya penebangan per m3 dapat dihitung
melalui biaya kepemilikan dan pengoperasian alat
sebagai berikut: (1) Harga 1 alat = Rp 5.500.000/unit; (2) umur pakai alat = 1 tahun = 1.000 jam; (3) Asuransi = 3%/tahun; (4) Bunga bank = 18%/tahun; (5)
Pajak = 2%/tahun; (6) Harga bensin = Rp 7.000/liter; (7) Upah operator dan pembantu = Rp 300.000//hari; (8) Jam kerja/hari = 8 jam; (9) Besar daya 3,5 HP (Suharta dan Yuniwati, 2007).
Tabel 1. Komponen Biaya penebangan Rp/ jam
Komponen biaya Jumlah (Rp/jam)
Biaya penyusutan 4.950
Biaya asuransi 99
Biaya bunga 594
Biaya pajak 66
Biaya bahan bakar 2.646
Biaya Oli/pelumas 264
Biaya /pemeliharaan 4.950
Biaya upah 37.500
Total biaya usaha 51.069
(Suharta dan Yuniwati, 2007).


METODE PRAKTIKUM


Waktu dan Tempat
Praktikum yang berjudul Pengenalan Mesin Gergaji Tangan (Chainsaw) ini Dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 26 November 2009, pada pukul 14.00 WIB sampai 16.00 yang diadakan di ruang 202 Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan adalah:
1. Kamera sebagai alat dokumentasi
2. Kalkulator sebagai alat penghitung
3. Alat tulis sebagai sarana pelengkap data
4. Buku atau literature mengenai chainsaw sebagai alat pembanding
Adapun bahan yang digunakan adalah chainsaw sebagai objek yang akan diamati.


Prosedur
1. Diamati setiap bagian chainsaw secara detail.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil



Pembahasan
Untuk menjamin keselamatan kerja operatror maka perlu dilakukan hal dengan merancang mesin dan dilengkapi sesuai dengan ketentuan. Gergaji tersebut harus termasuk :
(a) Tangkai terpisah untuk kedua tangan saat menggunakan sarung tangan:
(b) Suatu on/off tombol yang dapat dicapai dengan tangan kanan pada tingkap pemadam dan memakai sarung tangan:
(c) Sistim pengunci yang mencegah gergaji mesin hidup/jalan dengan tak diduga-duga, sebab dua pengungkit harus ditekan secara serempak:
(d) Pengaman tangkai belakang untuk melindung tangan kanan;
(e) Sistim anti getaran terdiri dari peredam getaran karet antara motor dan pegangan;
(f) Suatu rem-rantai, yang diaktipkan secara manual dengan tangkai depan dan mekanis tidak manual dalam kasus kembali (kick-back);
(g) Suatu penangkap rantai;
(h) Suatu bumper taji, yang menyebabkan berat gergaji bersandar pada batang kayu dengan aman selama yang memotong batang;
(i) Pelindung tangkai dengan untuk melindungi tangan kiri dari rantai;
(j) Suatu tutup rantai untuk menghindarkan luka-luka selama pengangkutan
Selain savety internal ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu savety eksternal yaitu dengan memperhatikan keamanan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan system tebang pilih artinya penggunaan diamerter yang tepat haruslah diamati, baik delinasi maupun hal penting lainnya yang dapat menyebabkan kelestarian lingkungan.
Sebelum melakukan penebangan ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu
1 Pemasangan keping rantai dan rantai
Untuk memasang keping rantai dan rantainya, tutup pelindung roda rantai perlu dibuka terlebih dahulu dengan melepas mur pada baud kemudian rantai dipasan pada alur keping rantai dengan gigi pengerat pada bagian atas keping rantai mengarah pada ujung.
2 Pengisian bahan bakar
Bahan bakar yang dipergunakan adalah bensin campur dengan perbandingan satu bagian bahan pelumas (SAE 30) dan 25 bagian bensin (Premium). Pada gergaji rantai yang baru, selama 40 jam pertama digunakan campuran dengan perbandingan 1:20. Campuran tersebut harus tercampur dengan baik yaitu dengan mengguncang-guncangkan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam tangki.
3. Pengisian minyak pelumas rantai
Rantai gergaji harus diberi pelumas agar tidak cepat rusak. Pelumas rantai yang digunakan adalah minyak pelumas SAE 30, tidak diperbolehkan mempergunakan minyak bekas.
4. Menghidupkan dan mematikan mesin
Cara menghidupkan dan mematikan mesin adalah tali starter ditarik perlahan-lahan 3-5 kali agar masuk campuran bahan bakar dan udara. Kemudian ditarik sekaligus sampi mesin hidup. Cara mematikannya adalah menekan tombol posisi off.
5. Pelumasan rantai
Segera setelah mesin hidup, pelumas dipompa oleh mesin sehingga alur keping rantai dan rantai gergaji mendapat pelumasan. Untuk jenis gergaji yang sistem pelumasannya tidak otomatis, minyak dapat mengalir kedalam alur keping rantai dan rantai gergaji dengan jalan menekan tombol pompa dengan ibu jari. Pelumas rantai dapat diperiksa dengan cara meletakkan sehelai kertas dimuka gergaji yang dihidupkan. Bila pelumasan baik, maka minyak akan memercik pada kertas tersebut.
Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka kerusakan lingkungan akan terjadi. Sebagai contoh jika kita melakukan penebangan dengan tidak memperhatikan jumlah bahan bakar. Kemungkinan kayu tersebut akan tumbang ke arah yang tidak diinginkan, akibat berhentinya gergaji pada saat pemotongan di tengah batang.
Sebagai asumsi berdasarkan data yang disajikan oleh Suharta dan Yuniwati, 2007 dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan 1 liter bensin maka penebangan dapat dilakukan selama lebih dari 2,5 jam. Hal ini didapat dengan membagikan nilai bahan bakar perliter dengan nilai bahan bakar per jamnya. Namun ha lain yang perlu diamati adalah diameter dan ukuran pohon. Sebagai cntoh jika pohon berdiameter 60 cm, dapat ditebang dengan menggukan chainsaw selama 30 menit, maka 1 liter bahan bakar dapat menebang pohon sebanyak 5 pohon dengan diameter yang sama. Namun, sebelum pohon kelima bahan bakar harus sudah ditambah sebagai pengganti nilai yang hilang. Nilai hilang dapat disebabkan karena perbedaan kerapatan pohon arah tajuk atau kondisi tajuk dan lingkungannya.


KESIMPULAN DAN SARAN



Kesimpulan
1. Chainsaw merupakan alat penebang pohon mekanis yang dapat digunakan secara aman jika operator mematuhi kaidah penggunaannya dan sebaliknya.
2. Sebelum melakukan penebangan perlu dilakukan pertimbangan biaya agar tidak terjadi nilai minus pada akhir perhitungan laba.
3. Chainsaw memiliki sperpat yang memiliki keunggulan masing-masing.
4. Mata gergaji memiliki bentuk yang berbeda dalam hal ini dikenal 3 jenis yaitu Lance Teeth, Peg Tooth dan Champion Tooth yang memiliki kegunaan yang hampir sama namun berbeda.


Saran
Sebelum mempergunakan alat ini sebaiknya operator memeriksa terlebih dahulu keadaan chainsaw untuk menghindari keadaan yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 21. 1995. Penjualan, Pemilikan dan Penggunaan Gergaji Rantai. RGS Mitra. Jakarta.
Soenarso, R., Soewito, I., Sumantri dan Widodo. 1972. Penuntun Penggunaan Gergaji Mesin. Publikasi Khusus No. 10. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor.
Sukanda dan Wesman E. 2008 Standarisasi Gergaji Rantai untuk Penebangan Pohon. Prosiding PPI Standarisasi 2008. Jakarta.
Suharta, S., dan Yuniwati. 2007.Pengaruh Teknik Penebangan, Sikap Tubuh Penebang, dan Kelerengan Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Kayu Mangium (Acacia mangium Wild). Peronema Forest Science Jornal.Departemen Kehutanan - Fakultas Pertanian - Universitas Sumatera Utara.
Yanri, Z., M. Yusuf, A. W. Ernawaty. 1998. Kode Praktis ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kehutanan (Terjemahan Elias). International Labour Office. Geneva.
Wackherman, A. E. 1949. Harvesting Timber Crops. McGraw-Hill Book Company. Inc. New York.










































Tidak ada komentar:

Posting Komentar